Thursday, January 29, 2009

Menciptakan Organisator-Organisator Handal

Generasi sebelum kita sudah banyak sekali berjasa kepada kita. Kita sudah menjadi bangsa dan negara yang merdeka. Setelah bangsa ini berada dalam penguasaan dan jajahan bangsa asing dalam waktu yang sangat lama, sekitar 350 tahun atau tiga setengah abad, bangsa ini akhirnya memproklamirkan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan tidak menghentikan bangsa lain untuk menginginkan penguasaan terhadap negeri kaya akan sumber daya alam ini. Para pendiri bangsapun dihadapkan pada perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

Sebelumnya kita adalah bangsa yang terpecah-pecah dalam banyak kerajaan. Memang pernah ada satu kerajaan besar yang menyatukan daerah yang luas di kepulauan nusantara. Tapi itu tidak bertahan lama. Kerajaan ini akhirnya merosot beserta kekuasaan dan pengaruhnya.


Tapi para pendiri bangsa tetaplah manusia biasa. Mereka bukanlah dewa yang hidup abadi. Merekapun satu per satu meninggalkan kita. Dan akhirnya kitalah yang memikul tanggup jawab yang dulunya diemban oleh para pendiri bangsa. Para generasi muda harus menggantikan generasi yang lebih tua. Itulah hukum yang berlaku dalam hidup ini.

Tugas generasi Muda
Sebagai generasi muda kita dituntut untuk selalu mengembangkan diri agar kita nantinya mampu mengemban amanah dalam mengembangkan dan memajukan negeri ini. Kita harus mampu menjadikan negara kita menjadi salah satu negara yang disegani oleh bangsa dan negara lain. Mengutib salah satu iklan, “Kita harus menjadi bangsa yang lebih punya taste!”

Setiap generasi tentunya mempunyai tantangan yang berbeda pula. Tantangan generasi Soekarno-Hatta tentunya berbeda dengan tantangan generasi Amin rais-Megawati-Gus Dur. Begitu juga dengan tantangan yang akan dihadapi oleh generasi kita tentunya berbeda dengan tantangan generasi Soekarno-Hatta dan geberasi Amin Rais-Megawati-Gus Dur. Oleh karena itu kita harus mengembangkan diri kita sesuai dengan tuntutan generasi kita.

Kemampuan Mengorganisir dan Strategi-Taktik
Selain kita mempunyai pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan bidang yang kita tekuni, kita juda dituntut untuk mempunyai kemampuan yang lebih umum, yaitu kemampuan dalam mengorganisir. Selain kemampuan spesialis, kita juga harus mempunyai kemampuan generalis.

Manusia adalah makhluk sosial. Itu adalah hal yang tidak terbantahkan. Setiap individu pasti hidup berdampinandengan individu lainnya. Kemudian setiap individu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Interaksi antara individu dengan individu lainnya akhirnya mampu menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Mereka akan saling melengkapi. Kekurangan masing-masing individu akan tertutupi oleh kelebihan individu-individu lainnya.

Tapi individu-individu yang tergabung dalam masyarakat haruslah menjadi kekuatan. Kita bisa melihat orang-orang yang ada di pasar sebagai contoh. Pasar merupakan tempat bagi bertemunya banyak individu. Tapi ketika ada yang berteriak “tsunami, tsunami!” misalnya. Mereka akan lari semburat untuk menyelamatkan diri masing-masing. Itu terjadi karena mereka hanyalah kerumunan individu-individu.

Kita membutuhkan lebih dari sekedar kerumununan. Kita membutuhkan masyarakat yang terorganisir dengan baik. Masyarakat yang terorganir akan mampu menyelesaikan persoalan dari pada masyarakat yang tidak terorgansir. Bahkan, kejahatan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.

Sebuah tim sepak bola yang dihuni oleh pemain-pemain kelas dunia tidak secara otomatis menjadi tim yang hebat. Pemain-pemain hebat yang tidak bisa bekerja sama dengan tim justru akan merusak tim. Pemain-pemain hebat tersebut membutuhkan kerja sama yang baik untuk mejadikan tim mereka tim hebat.

Untuk itu, kita harus mengembangkan kemampuan kita dalam mengorganisir. Dengan begitu kita akan lebih baik dalam memajukan masyarakat kita.

Agar kita mampu meningkatkan kemampuan beroranisasi kita dan akhirnya kita menjadi organisator yang handal, kita harus aktif di sebuah organisasi, usahakan yang sudah menjadi organisasi moderen. Ingat! Aktif. Bukan sekedar menjadi anggota. Kalu perlu, kita harus menjadi pucuk pimpinannya.

Terus, apa hubungannya dengan strategi dan taktik atau stratak? Kembali ke analogi tim sepak bola. Sebuah tim sepak bola, selain membutuhkan pemain-pemain hebat dan kerja sama tim, mereka juga membutuhkan strategi dan taktik yang handal.

Bagaimana Denganku?
Saya pernah aktif di salah satu organisasi mahasiswa. Pengalaman saya di organisasi tersebut adalah bahwa saya pernah menjadi Ketua Umum organisisi di tingkat fakultas, kemudian menjadi salah satu ketua di tingkat universitas, dan terkhir menjadi salah satu pengurus harian di tingkat cabang.

Sekarang saya dan teman-teman sedang dalam proses mendirikan salah satu cabang dari organisasi kepemudaan. Semoga saja prosesnya tidak berlangsung lama dan berlarut-larut.

Selain itu, pengalaman saya di organisasi ingin saya bagi kepada teman-teman dan adik-adik saya. Dan agar hal tersebut lebih bisa berjalan dengan baik, saya berencana mendirikan lembaga yang bergerak di wilayah training untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi. Lembaga ini akan memberikan jasa training bagi organisasi-organisasi siswa dan mahasiswa.

Saya ingin membantu dalam terciptanya organisator-organisator handal yang akan mempu memajukan negeri kita ini dan menjadikannya nomor satu di dunia!

Artikel Terkait:

Masukkan Email Untuk Berlangganan

0 komentar:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda! Saya Akan Sangat Senang Bila Anda Melakukannya. Tapi Ingat!!! Komentar Yang Membangun ya?. Trims.