Monday, February 2, 2009

Pemimpin Yang Jujur Atau Yang Mampu Memimpin?

Pemilu tinggal sebentar lagi. Untuk pemilihan anggota legislatif (DPD, DPR RI, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota) akan dilaksanakan pada tanggal 09 April 2009. Setelah itu akan dilanjutkan dengan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bisa jadi akan berlangsung selama dua putaran seperti yang terjadi pada tahun 2004 lalu.

Para calon anggota legislatif sudah sibuk berkampanye. Atribut kampanye seperti baleho, sepanduk maupun pamflet sudah bertebaran di mana-mana. Saking banyaknya, bertebaranya atribut kampanye para kandidat terkesan merusak pemandangan. Dan karena saking banyaknya, masyarakat mungkin sudah tidak memperhatikan lagi atribut yang terpasang. Mereka lebih sibuk untuk mengurusi masalah hidup yang tetap sulit, bahkan semakin sulit.


Sifat Kepemimpinan
Selain itu, para calon presiden juga sudah sibuk memperkenalkan diri dan programnya. Ada yang menyebut diri sebagai pemimpin muda, karena kita membutuhkan pemimpin muda yang masih mempunyai semangat perubahan. Ada yang menyebut diri sebagai presiden perubahan. Ada yang disebut sebagai pemimpin tua. Ada yang disebut sebagai pemimpin daur ulang.

Terlepas dari itu, tipe kemimpinan apa yang sebenarnya diinginkan oleh masyarakat? Atau, apa opini masyarakat tentang pemimpin yang mereka ininginkan?

Dari pengalaman saya sebagai peneliti lapangan, saya melihat bahwa mayarakat belum melihat pentingnya kemampuan dalam bentuk ketegasan dalam memimpin dan kemampuan dalam membuat keputusan yang tepat sebagai kriteria utama pemimpin yang mereka inginkan. Paling tidak, sifat tersebut bukanlah sifat yang diutamakan oleh masyarakat dalam memilih pemimpin mereka. Terus sifat apakah yang lebih mereka inginkan dari para pemimpin?

Dari pengalaman sekilas saya, masyarakat lebih mengutamakan sifat jujur dari para pemimpin. Pada urutan selanjutnya adalah perhatian pemimpin pada masyarakat. Bisa dikatakan, masyarakat lebih mementingkan pemimpin yang jujur dan perhatian pada masyarakat.

Yang dimaksud dengan kejujuran dan perhatian adalah kejujuran dan perhatian dalam opini masyarakat. Artinya, pemimpin tidak perlu betul-betul jujur dan tidak perlu betul-betul perhatian masyarakat. Mereka cukup dengan dianggap jujur dan perhatian kepada masyarakat. Walaupun seorang pemimpin banyak tidak memenuhi janji kampanyenya, sering membuat kebijakan yang merugikan masyarakat, tapi kalau masyarakat berpendapat bahwa ia jujur dan perhatian, maka ia bisa dipilih lagi oleh masyarakat.

Peran pembentukan opoini kemudian menjadi penting di sini. Kemenangan di wilayah opini bisa jadi akan menentukan keterpilihan seseorang. Maka kalau Anda berniat menjadi pemimpin, seperti presiden, gubernur, bupati, walikota, maupun kepala desa, rebutlah opini kejujuran dan perhatian. Meminjam istilah yang digunakan oleh Alfan Alfian, rebutlah hati rakyat.

Artikel Terkait:

Masukkan Email Untuk Berlangganan

0 komentar:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda! Saya Akan Sangat Senang Bila Anda Melakukannya. Tapi Ingat!!! Komentar Yang Membangun ya?. Trims.