Wednesday, August 26, 2009

Menghormati Yang Tidak Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan

Beberapa hari yang lalu saya memperbaharui status Facebookku. Dalam "coretan dinding" FB terbaru saya menulis: Mari menghormati yg tdk berpuasa... Di saat teman-teman banyak yang mencoret dinding FB-nya dengan kata-kata sambutan kepada bulan Ramadhan, atau dengan kata-kata ungkapan permintaan maaf, atau juga dengan kata-kata yang relegius, seperti do'a dan sejenisnya, coretan dinding FB saya tentu terasa bertolak belakang. Apalagi negeri ini serasa demam Ramadha, dan juga demam semarak Ramadhan, sampai-sampai sesuatu hal atau aktivitas yang dianggap mengganggu kesucian Ramadhan harus dihentikan dan dibuang jauh-jauh. Sudah menjadi rutinitas kalau tempat-tempat hiburan malam harus tutup ketika memasuki bulan, yang katanya penuh berkah ini.

Saya tidak bermaksud mencari gara-gara, mencari-mencari sensasi, atau yang penting menulis yang berbeda. Saya punya alasan lain untuk coretan tersebut, bahkan dibilang cukup filosofis. Itupun kalau Anda setuju.


Sekita bulan Desember tahun 2008 lalu saya diminta untuk menjadi fasilitator sebuah pelatihan oleh teman saya. Pelatihan tersebut tentang Komite Sekolah. Tujuannya adalah agar komite sekolah yang selama ini ada bisa berjalan lebih maksimal. Pelatihan tersebut dilaksanakan di salah satu kabupaten di Jawa Timur. Sedang pesertanya adalah komite-komite Sekolah Dasar di kabupaten tersebut.

Salah seorang nara sumber dalam acara tersebut sempat melemparkan ungkapan yang saya tulis di dinding FB saya, walaupun dengan ungkapan yang agak berbeda. Dia bercerita tentang dikusi yang membahas tentang bagaimana kita menghormati orang-orang yang sedang menjalankan puasa Ramadhan. Ketika peserta diskusi berbicara tentang banyak hal dalam rangka menghormati yang berpuasa, dia justru bertanya, dan kurang lebih pertanyaannya begini: Kenapa kita mesti membicarakan tentang menghormati orang yang berpuasa? Siapa yang berpuasa tersebut? Bukankah kita semua yang berpuasa? Justru kita harus mebicarakan bagaimana kita, yang berpuasa ini, mengormati yang tidak berpuasa.

Yang dimaksud orang yang tidak berpuasa itu bisa orang nonmuslim, yang sedang sakit, yang sedang dalam perjalanan atau musafir, dan atau yang memang tidak ingin menjalankan ibadah puasa. Kalau warung-warung harus tutup, bagaimana dengan para musafir yang membutuhkan makanan diperjalanan, juga bagaimana dengan orang-orang sakit, atau yang sedang hamil?

Sebagai mayoritas, kita selalu menuntut hak mayoritas kita. Dan sering kali tuntutan kita itu melanggar hak-hak minoritas.



Artikel Terkait:

Masukkan Email Untuk Berlangganan

0 komentar:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda! Saya Akan Sangat Senang Bila Anda Melakukannya. Tapi Ingat!!! Komentar Yang Membangun ya?. Trims.